Apakah Anda suka mencoba aplikasi baru? Kini sedang tren aplikasi FaceApp, begini penjelasannya.
Aplikasi FaceApp ini bisa merubah wajah kita, jadi Anda nggak perlu tuh operasi plastik beneran.
Kini memang lagi trending pamer foto wajah di media sosial Facebook dan Instagram setelah melalui proses editing menggunakan aplikasi FaceApp.
Lalu, adakah dampak keamanan dari penggunaan aplikasi ini?
Aplikasi FaceApp kembali viral, kali ini gara-gara tantangan Oplas Challenge di Instagram.
Dalam Oplas Challenge, warganet mengunggah foto hasil editan aplikasi FaceApp tersebut.
Jadi, setelah di-edit di aplikasi itu menggunakan filter tertentu, wajah kita di foto akan berubah seperti wajah yang telah dioperasi plastik.
Wajah dalam foto hasil editan itu tampak bersih, mulus, dan semakin rupawan.
Bagi Anda yang ingin ikut challenge tersebut, berikut adalah caranya:
1. Download atau unduh aplikasi FaceApp di smartphone.
2. Silakan buka aplikasi FaceApp, dan pilih foto yang hendak di-edit.
Usahakan foto yang dipilih adalah foto setengah badan yang menampilkan wajah secara jelas atau tak kurang pencahayaan.
3. Setelah foto dipilih, akan muncul tampilan editor.
Ada beberapa opsi yang bisa Anda pilih, mau mengubah wajah seperti apa, misalnya ditambahkan jenggot, membuat wajah jadi tersenyum, dan sebagainya.
Langsung saja pilih “fun” di bagian bawah.
4. Kemudian, akan muncul beberapa pilihan.
Untuk membuat wajah Anda seperti telah dioperasi plastik, tinggal pilih saja filter “Kiss“, “Hollywood“, “Silk” dan masih banyak lagi.
5. Jika sudah memilih filter, tap saja ikon di pojok kanan atas.
Diikuti Sejumlah Selebritas

Aplikasi FaceApp Berbahaya atau Tidak?
Aplikasi ini sempat menjadi kekhawatiran tersendiri di kalangan pengguna internet.
Bahkan pemerintah Amerika Serikat was-was soal privasi data pengguna yang bersangkutan.
Senator Amerika Serikat, Chuck Schumer pun meminta Biro Investigasi Federal (FBI) dan Komisi Perdagangan AS (FTC) untuk menyelidiki aplikasi tersebut.
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan.
Dalam kebijakan privasinya, FaceApp menyatakan dengan terang-terangan bahwa foto yang diunggah pengguna bisa digunakan oleh pihak FaceApp untuk keperluan apapun, termasuk kepentingan komersil.
Selain itu, kekhawatiran muncul lantaran FaceApp dikembangkan oleh perusahaan asal Rusia bernama Wireless Lab yang berbasis di St Petersburg.
Domain perusahaan ini pun dikaitkan dengan tuduhan adanya campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika Serikat.
Kabar tentang Face App
Karena itulah kemudian muncul sebuah kabar viral di mana FaceApp diisukan dapat mencuri foto pengguna yang tersimpan dalam ponsel secara diam-diam.
CEO FaceApp, Yaroslav Goncharov sendiri telah menepis tudingan tersebut.
Ia mengatakan bahwa FaceApp tidak melakukan tindakan jahat apapun pada foto milik pengguna yang telah diunggah.
“Kami hanya mengunggah foto yang telah dipilih untuk kemudian diedit. Anda dapat memeriksanya dengan menggunakan pencari yang tersedia di internet,” ungkapnya.
Mendengar pernyataan tersebut, media asal Amerika Serikat, Buzzfeed pun melakukan penelitian.
Penelitian tersebut dilakukan untuk melihat apakah ada aktivitas mencurigakan dari FaceApp pada saat digunakan dan setelah digunakan.
Dikutip dari halaman Buzzfeed, Selasa (23/7/2019), mereka kemudian menjalankan aplikasi tersebut di sejumlah perangkat berbeda.
Buzzfeed menggunakan ponsel Android dan iOS.
Selain sistem operasi yang berbeda, Buzzfeed juga melakukan pengujian dengan dua izin aplikasi FaceApp yang berbeda.
Satu diberikan izin untuk mengakses foto pengguna, satu lainnya tidak diizinkan.
Setelah itu Buzzfeed mengunggah sebanyak empat gambar lewat aplikasi tersebut.
Hasilnya, tidak ada aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh aplikasi ini.
Secara teori, jika FaceApp mencuri foto atau data lain tanpa sepengetahuan pengguna, maka aplikasi ini akan menghabiskan banyak data ketika aktif pada “background”.
Tapi dari penelitian tersebut, meski FaceApp tetap aktif walau tidak digunakan, lalu lintas data secara keseluruhan yang terlihat pada ponsel hanya sekitar 43 MB dalam waktu satu jam.
Jumlah data yang dikeluarkan ini terbilang wajar, karena bukan hanya aplikasi FaceApp yang bekerja pada background, ada pula Gmail, Twitter, Facebook, dll.
Dua peneliti lainnya juga menyatakan hal serupa.
Ig. Hari_hari_hera
Sumber: wartakota
0 Komentar